Hamparan pasir putihmu yang konon sepanjang 600m mengelilingi pulau langsung menghipnotisku. Gradasi biru laut yang transparan membuatku ingin langsung terjun kedalamnya, namun sayang sedang banyak ubur2 merapat disini, jadi teriakan2 kegatelan itu langsung meyadarkanku buat gak langsung nyemplung!
Satu siang dimana perutku mulai tidak enak gara gara ombak yang mengombang ambingkan kami yang akan dive di batu jajar PAGI harinya (saya sangat tidak suka bangun pagi!), aku memilih untuk tinggal di pulau sementara yang lainnya masih semangat diving. Setelah semua orang pergi, aku mulai menyusuri pantai dan merebahkan diri di putihnya pasir. Sungguh nikmat rebahan di tengah hangatnya sinar matahari disertai desiran angin laut! Pantai ini jadi milikku untuk satu jam saja, benar2 aku seorang yang ada di pantai ini! Isn’t it amazing!!! Aku hampir mulai terlelap, sampai satu saat dimana aku mendengar kerisikan jauh didalam hutan. Imajinasiku mulai melayang akan adanya penyerangan si monyet berbuntut panjang yang sudah nampak sangat galak dari hari pertama kami sampai di pulau ini. Hanya gara2 kami sangat sayang pada makanan kami. Maklum di pulau ini tidak ada minimart ataupun toko kelontong. Yang tinggal saja hanya petugas perhutani yang menjaga Ujung Kulon National Park dan beberapa koki yang dapat mengolah bahan makanan mentah yang kami bawa dari jakarta. Dan weekend ini, hanya rombongan kami yang menginap, jadi bener2 gak ada orang lain! Karena takut diserang mereka, aku langsung kabur mencari manusia lainnya, untung ada pak ntus sang koki di dermaga. Aku langsung mulai ngobrol dengan si bapak. Selesai deh tidur siangku di pulau peucang! Tapi tetap worth it kok, biarpun untuk pasir putih itu kita harus mengarungi lautan selama 3 jam dengan siraman air laut dan angin, alhasil berlindung di kain terpal juga gak guna dan basah kuyup pun tak terhindarkan. Yang pasti siang itu akan masuk dalam mimpi mimpi ku dimana aku sedang lelah dan butuh matahari :)
No comments:
Post a Comment